PNS Modern dan Ideal

Mungkin saat ini beberapa orang di Negara berkembang seperti Indonesia para generasi mudanya lebih mengutamakan pekerjaan yang bersifat “pasti”. Pasti dalam hal pendapatan, kedudukan, jabatan dan juga pekerjaan itu sendiri (secara teknis). Biasanya pendapatan yang pasti, kedudukan yang pasti dan jabatan yang pasti secara umum disandang oleh mereka yang berstatus sebagai Pegawai Negeri. Namun pernahkah Anda berfikir bahwasannya Pegawai Negeri di setiap Negara berkembang harus lebih “mumpuni” dalam segala hal dari pada pekerja swasta? Mengapa demikian? Jawabannya adalah agar negera berkembang tersebut segera dapat menjadi Negara yang maju Negara yang madani. Negara yang memiliki tata kelola kepemerintahannya kuat, kuat karena para pekerjanya mampu menjadikan setiap target yang diembannya terpenuhi. Reformasi Birokrasi yang telah di “booming” kan sejak tahun 2007 lalu, belum terlalu menampakan tajinya. Kecuali memang pada organisasi yang sangat konsen menerapkan transformasi organisasinya menuju Birokrasi yang sehat. Sehat dalam system operasionalnya, sehat dalam efisiensinya dan sehat dalam efektifitasnya. Sehat disini merupakan kata sifat yang berarti bagus, bagus dalam segala nilai dan budaya yang melatarbelakangi system, efisiensi, dan efektifitasnya.

Sejak tahun 2007, dimana konsep Reformasi Birokrasi mulai didengungkan dan setiap instansi negeri berlomba-lomba mengkonsep sebuah skema yang luar biasa demi terciptanya perubahan. Skema ini tidak hanya disisi system saja, namun pada sisi Sumber Daya Manusianya, pada sisi peningkatan pendapatannya dan segala hal yang tentunya dapat menunjang segala peningkatan aktivitas dan juga pencapaian instansi tersebut. Tapi ada satu hal kebanyakan dari setiap konsep itu melupakan sisi Nilai (value) Organisasi yang dapat mencerminkan perubahan itu sendiri. Melupakan konsep Modern yang tidak hanya Ideal, karena organisasi harus juga modern selain ideal. Organisasi sudah ideal namun tidak modern tetap saja akan tergerus oleh dinamisasi zaman, dan sebaliknya Organisasi Modern tetapi tidak ideal tetap saja akan terdapat celah yang terus akan berlubang. Seperti dikatakan oleh Prof. Dr. Nur Syam, M.Si dalam Gerakan Reformasi Birokrasi

“Melalui reformasi birokrasi sekurang-kurang ingin diperoleh sebuah implementasi birokrasi yang di dalamnya menggambarkan proses demokratisasi, efektivitas dan efisiensi birokrasi, transparansi dan akuntabilitas, serta tanggungjawab dalam kerangka memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Hasil akhir reformasi birokrasi adalah tumbuhkembangnya pelayanan prima”

Namun menurut beliau ada hal yang sangat penting dan krusial yaitu

“Problem kualitas SDM PNS tentu menyebabkan gerobak birokrasi tidak bisa dipacu dengan kuat karena memang tidak ada potensi untuk dikembangkan secara maksimal. Kenyataannya bahwa birokrasi Indonesia menjadi gemuk dengan beban SDM yang unqualified, sehingga langkah untuk mempercepat reformasi birokrasi tentu juga akan terhambat. Makanya, wacana birokrasi tersebut sudah dilakukan bertahun-tahun akan tetapi hasilnya masih dibawah standart yang diinginkan”

Berkaitan dengan problematika SDM tersebut DR. Anggito Abimanyu mengatakan bahwasannya Keberhasilan Reformasi Birokrasi tergantung pada pemimpin yang sedang berkuasa,

“Dengan kata lain sebagus apa pun sistem yang diterapkan tetap saja bergantung kepada siapa pejabat yang memimpin instansi tersebut,”

Pada kali ini penulis akan mengemukakan konsep PNS MODERN yang tidak hanya IDEAL, sesuai hal ini penulis akan membahas pada konsep Sumber Daya Manusia yang Modern (memiliki Nilai dan Budaya perubahan) dan juga Ideal (memiliki jiwa yang shaleh). PNS Modern berarti PNS tersebut memilik nilai dan budaya yang modern, bukan nilai dan budaya klasik yang telah lama tertanam pada tubuh PNS sebelum era reformasi ini. Nilai yang sekiranya dapat membuat dia “takut” atau “was-was” ketika pencapaian target yang telah ditetapkan kepada dirinya belum tercapai. Nilai yang dapat membentuk watak pegawai negeri tersebut untuk selalu melakukan persaingan dalam nilai-nilai yang positif, semisal dia merasa takut jika karir kerjanya dilampaui oleh teman satu angkatannya atau lebih-lebih rekan juniornya ketika masuk ke dunia PNS karena pencapaian dan kinerja pegawai tersebut buruk. Nilai ini yang harusnya dirindukan dari setiap pegawai negeri, karena dapat meningkatkan persaingan yang sehat diantara sesama pegawai.

Ini sesuai dengan

walikullin wijhatun huwa muwalliihaa faistabiquu alkhayraati aynamaa takuunuu ya/ti bikumu allaahu jamii’an inna allaaha ‘alaa kulli syay-in qadiirun [2:148] Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

 Jadi jelas berlomba dalam kebaikan merupakan perintah yang utama dari Allah. Kemudian pegawai negeri tersebut memiliki budaya, budaya yang menjadikan dia terkenal diinstansinya karena memiliki budaya yang luar biasa, setiap rekan kerjanya baik satu angkatan ataupun tidak mengenalnya karena pegawai tersebut memiliki budaya kerja yang baik. Budaya yang tepat waktu, professional, ihsan (dilihat/tidak dilihat pimpinan tetap produktif) dan juga berdaya guna. Budaya ini yang harus dimiliki setiap orang yang memiliki status Pegawai Negeri, selain akan membawa institusi Pegawai tersebut memiliki pencitraan yang baik juga akan membawa negeri ini kepada kewibawaan yang tinggi dimata asing. Kemudia PNS yang Ideal (shaleh), ideal ini bukan hanya memiliki ciri-ciri kebaikan saja namun juga memiliki sikap sehari-hari yang muncul dari ciri-ciri yang dimiliki oleh PNS yang ideal. Singkatnya, cirri-ciri PNS Ideal dapat diimplementasikan dalam kehidupan sebagai PNS. Dia harus Shaleh (memiliki jiwa keagamaan) karena setiap aktivitas yang dilakukan pada institusinya pasti akan dimintai pertanggungjawaban, jadi daripada rugi diakhirat lebih baik selalu menekatkan diri menjadi pegawai yang ideal. Ideal bagi pemimpinnya, Ideal bagi rekan kerjanya, Ideal bagi anak buahnya, dan ideal bagi masyarakatnya.

Tentunya pembaca akan selalu ingat pada ayat berikut :

yaa ayyuhaa alladziina aamanuu ittaquu allaaha waltanzhur nafsun maa qaddamat lighadin waittaquuallaaha inna allaaha khabiirun bimaa ta’maluuna [59:18] Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Marilah, luruskan niat kita semua. Jadilah panutan sebagaimana nabimu menjadi panutan bagi kita semua. Jadilah PNS yang berdayaguna, selalu menolak melakukan kebathilan selalu curiga atas segala hal yang tidak semestinya, selalu menerapkan konsep Modern dan Ideal. semoga bermanfaat, baik dan benar hanya milik Allah..

Salam,

.:.bimaa.:.