Investasi, Asuransi dan Unit Link, Semua Berbeda. Mari Bersama Mengevaluasi

Pisahkan Investasi dengan Asuransi

 

ilustrasi investasi

Ummu Hafshah: Ummi belum lama ini dapat informasi ttg investasi dan asuransi. Ternyata informasi ini cukup bikin kaget, dan mungkin berguna untuk orang lain.

 

Pernah denger unit link?

Kebetulan ummi punya 3 unit link untuk anak-anak dan abi. Unit link yang ummi punya itu berupa investasi untuk pendidikan yang mendapatkan tambahan asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Nominalnya ga terlalu besar, sekitar Rp6jt/thn untuk setiap unit link.

 

Nah, informasi apa yg baru ummi terima?

 

Investasi dan asuransi sebaiknya tidak digabungkan untuk mendapatkan manfaat yg maksimal. Contoh kasus salah satu unit link yg dimiliki ummi.

 

Unit Link:

Premi                                       :Rp 6jt/thn

 

Manfaat Asuransi Kesehatan  :

1. Rawat Inap                         : Rp 500rb/hr (maksimal 90 hr per tahun)

2. Rawat ICU                         : Rp 1jt/hr

3. Pembedahan                        : Rp 5jt s.d Rp 10jt

 

Manfaat Asuransi Jiwa           : Kurang Lebih Rp 190jt (jika pemegang polis meninggal).

 

Hasil  Investasi                        : Rp 40jt s.d Rp 45jt dalam kurun waktu 10tahun (sesuai  kontrak bayar premi), atau kurang lebih Rp 170jt (jika didiamkan hingga 18 tahun, usia anak masuk kuliah).

 

Sekarang, bandingkan jika ummi memisahkan investasi dan asuransi.

  1. Asuransi Jiwa

a. Premi                       : Rp 1,5jt/tahun

b. Manfaat                   : Uang Pertanggungan jika meninggal Rp 575jt, bandingkan dengan manfaat asuransi jiwa di unit link yg jauh lebih kecil, tetapi premi jauh lebih besar.

 

  1. Asuransi Kesehatan

a. Premi                       : Rp 250rb/tahun.

b. Manfaat                   : sama dengan manfaat asuransi kesehatan dari unit link di atas, tetapi premi yang dibayarkan jauh lebih kecil.

 

  1. Investasi

Sejauh ini, premi yang harus ummi bayarkan dalam 1 tahun adalah:

Asuransi Jiwa              : Rp 1,5jt

Asuransi Kesehatan    : Rp 250rb

Total Premi                  : Rp 1,75jt

 

Untuk 1 unit link, ummi mesti mengalokasikan dana Rp 6jt/tahun. Berarti ada spare dana Rp 4,25jt yang dapat ummi investasikan.

 

Rencana investasi:

  1. Ummi simpen aja di rumah Rp 4,25jt/tahun dikalikan 10 tahun (waktu ummi harus bayar premi unit link), hasilnya Rp 42,5jt. Uang segitu juga yang bakal didapat ummi di akhir umur polis jika menggunakan unit link. Invetasinya sebelah mana ya?
  2. Ummi taro di tabungan atau deposito, mesti lebih dari Rp 42,5jt, karena ada bagi hasilnya.
  3. Ummi belikan Logam Mulia setiap tahun 10gr. Bisa dapet 100gr, disimpen sampe anak2 kuliah, harganya udah jauuuhh di atas Rp  42,5jt.
  4. Ummi taro di reksadana, makin berkembang aja uangnya. Dan insyaAllah, bener2 signifikan hasilnya untuk biaya kuliah anak2. Info reksadana bisa didapat dengan mudah, dan g sulit jg untuk ikutan, semudah kita alokasikan dana untuk nabung bulanan aja. Atau kalo mau, lgsg aja selisih Rp 4,25jt dibelikan reksadana.

 

Keliatan perbedaannyakan? Well, kalo pake unit link emang lebih mudah. Kita cuma tau setor premi aj tiap bulan ato tiap tahun, ato tinggal nunggu aja rekening kita di-autodebet. Dan kita ga perlu repot2 cari2 alternatif investasi lagi. Tapi, hasil pengembangan dana kita juga tergantung pada pihak unit link aja. Kita ga terlibat langsung untuk mengembangkannya.

 

Tapi, kalo melihat perbedaan hasilnya, dan sebenernya ga terlalu ribet juga kalo kita mau belajar investasi kecil2an, akan jauh lebih menguntungkan jika kita memisahkan investasi dan asuransi.

 

Bagaimana dengan ummi?

Karena dari awal punya unit link niatnya untuk asuransi, dan tidak menganggap itu bagian investasi (biayanya besar bgt kalo unit link dihitung sebagai investasi), maka ummi berencana untuk memisahkannya. Dengan 3 unit link, spare dana ummi untuk investasi tiap tahunnya jauh lebih besar.

 

Wah, kebun emas ummi bakal lebih subur lagi nih. Dan ummi bisa ekspansi ke kebun saham.

 

Moga bermanfaat.

 

p.s:

Ibu/bunda/ummi/mama/mami/mommy memang kudu jadi manajer keuangan yang handal, tidak hanya untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran rumah tangga saja. Tetapi juga untuk membuat perencanaan keuangan keluarga, walo dengan langkah yang sederhana.